kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%
KOLOM /

Sektor farmasi melejit, pilih investasi atau trading?


Selasa, 14 April 2020 / 16:10 WIB
Sektor farmasi melejit, pilih investasi atau trading?
ILUSTRASI. Ellen May


Reporter: Harris Hadinata | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bencana nasional virus corona membuat kondisi perekonomian dalam negeri mengalami perlambatan. Hampir seluruh sektor terkena imbas. Kebanyakan terkena imbas negatif.

Tapi sebagian juga menerima berkah, seperti industri farmasi. Permintaan akan kebutuhan produk kesehatan masih tergolong tinggi. Apalagi, saat ini kesehatan menjadi prioritas utama bagi setiap orang.

Tentu saja ini memberi peluang mencuil keuntungan dari saham sektor farmasi. Beberapa saham sektor farmasi yang cukup diuntungkan dari bencana kesehatan ini adalah INAF, KAEF dan KLBF.

Adapun rasio keuangan perusahaan sebagai berikut:

Emiten EPS PER PBV Dividen
2019 2018 2017 2019 2018 2017 2019 2018 2017 2019
INAF -14,99 -10,56 -14,93 -77,74x -615,53x -395,18x 7,97x 7,82x 37,74x -
KAEF -2,27 87,78 58,35 -588,11x 29,62x 46,27x 1x 3,48x 5,83x -
KLBF 53,45 52,39 51,25 21,61x 29,01x 32,98x 3,24x 4,66x 5,70x Rp 26

Dari data di atas, rasio EPS 2019 saham INAF dan KAEF masih minus. Hal tersebut menandakan kedua perusahaan tersebut masih mencatatkan kerugian dalam kinerja tahunannya.

KAEF mengalami kerugian selama 2019 karena beban perusahaan yang meningkat akibat naiknya utang bank sepanjang 2019 dan selisih kurs mata uang asing.

Dilihat dari rasio PER saham INAF dan KAEF yang negatif artinya perusahaan tersebut memiliki fundamental yang kurang baik. Perusahaan yang bagus dan bertumbuh adalah perusahaan yang bisa menghasilkan laba secara konsisten.

Dari PBV ketiga emiten farmasi tersebut, saham KAEF mempunyai PBV terendah dibanding dengan KLBF dan INAF. PBV di bawah 1 biasanya dianggap murah, namun operasionalnya masih sering merugi, sehingga KAEF kurang cocok untuk investasi.

Harga saham INAF dan KAEF juga menunjukkan tanda-tanda penguatan sejak kasus corona ditemukan di Indonesia awal Maret lalu. Ini tercermin dari lonjakan volume. Tercatat dari 2 Maret hingga akhir perdagangan saham sesi satu hari ini, saham INAF sudah menguat 61% dan KAEF menguat 57%.

Sedangkan saham harga saham KLBF lebih cenderung mengikuti pergerakan bursa yang waktu itu bergerak melemah.

Sehingga, secara teknikal kami melihat peluang trading dari saham INAF dan KAEF. Sedangkan saham KLBF yang berfundamental bagus, lebih cocok untuk investasi.

KLBF mencatatkan kinerja yang cukup positif dan konsisten. Tercermin dari EPS dan PER yang positif, serta PBV yang tidak terlalu mahal. Sehingga dapat disimpulkan jika leader dari sektor farmasi adalah saham KLBF.

Menilik faktor tersebut, KLBF cukup menarik untuk investasi. Terlebih saham KLBF juga memberikan dividen Rp 26 per lembar saham bagi investornya.

Ingin tahu dimana saja peluang dan saham-saham potensial di tengah penurunan IHSG saat ini?
Temukan jawabannya di aplikasi EMTrade.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×