Reporter: Harian Kontan | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Covid-19 menjatuhkan dan memberikan ketidakpastian pada ekonomi global di tahun ini. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan turun 4,9% year on year (YoY) tahun ini.
Ada tiga isu utama pendorong ketidakpastian ekonomi global yang kemungkinan akan berlanjut hingga 2021, yaitu pandemi, perang dagang AS- China dan keterbatasan perdagangan global.
Konsumsi akan lebih rendah akibat pandemi. Konsumsi rumah tangga berkontribusi 57,85% terhadap PDB Indonesia.
Untuk meningkatkan konsumsi, pemerintah mengeluarkan berbagai stimulus, seperti Kartu Sembako dengan nilai Rp 43,6 triliun atau program subsidi gaji sebesar Rp 2,4 juta per penerima).
Lalu ada juga Program Keluarga Harapan (Rp1,3juta - Rp2,8 juta per penerima manfaat), transfer tunai (Rp1,2 juta per keluarga) serta Kartu Pra-Kerja sebesar Rp3,55 juta per penerima. Jangan lupa, ada diskon listrik senilai Rp 6,9 triliun.
Inflasi Indonesia turun ke level terendah dalam 20 tahun terakhir. Inflasi Indonesia mencapai 1,32% (tahunan) pada Agustus.
Secara bulanan, Indonesia pun mengalami deflasi tiga bulan berturut–turut di periode Juli-September. Tapi, pelonggaran pembatasan sosial beskala besar (PSBB) bisa menjadi katalis untuk kembali meningkatkan konsumsi dan membuat tingkat inflasi kembali membaik.
Di saat ekonomi melemah seperti sekarang, sejumlah bank sentral menurunkan suku bunga. Penurunan suku bunga dilakukan untuk meningkatkan inflasi, dengan harapan bisa meningkatkan kembali aktivitas ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
The Fed memutuskan memangkas suku bunga hingga 0,25%-0%, dan berpeluang tidak berubah hingga beberapa tahun ke depan. Indonesia sendiri juga menurunkan tingkat bunga BI-7DRRR menjadi 4%. Masih ada ruang untuk penurunan suku bunga, mengingat cadangan devisa Indonesia yang besar saat ini.
Neraca Pembayaran Indonesia mencatat surplus sebesar US$ 9,2 miliar pada triwulan II-2020. Membaiknya Neraca Pembayaran tersebut didukung oleh menurunnya defisit transaksi berjalan serta besarnya surplus transaksi modal dan finansial.
Defisit transaksi berjalan Indonesia lebih rendah pada semester I-2020, yaitu sebesar US$ 2,9 miliar. Jumlah ini setara 1,2% dari produk domestik bruto (PDB).
Penurunan defisit transaksi berjalan terjadi karena surplus neraca perdagangan barang. Hal ini terjadi akibat penurunan impor, seiring melemahnya permintaan domestik. Selain itu, defisit transaksi berjalan berkurang akibat berkurangnya pembayaran imbal hasil kepada investor asing.
Indonesia pada September mencatatkan surplus neraca dagang US$ 2,4 miliar. Surplus terjadi karena penurunan impor lebih dalam dibandingkan dengan penurunan ekspor.
Impor Indonesia di September cuma sebesar US$ 11,57 miliar, atau turun 18,88% YoY. Nilai ekspor Indonesia di September sebesar US$ 14,01 miliar, turun 0,51% YoY.
Strategi investor
Tahun ini, IHSG memiliki potensial upside 7,23% ke 5.520. IHSG didorong oleh beberapa katalis positif, seperti pelonggaran PSBB, pengesahan omnibus law, membaiknya kinerja emiten di kuartal III dibanding kinerja kuartal II-2Q20, ruang penyerapan stimulus fiskal yang masih besar dan perkembangan vaksin.
Sentimen-sentimen tersebut akan mendorong pemulihan. Pelaku pasar optimistis melihat pemulihan di tahun depan.
Vaksin sendiri kami pandang sebagai kunci utama dalam pemulihan. Dengan adanya vaksin, penyebaran Covid-19 bisa lebih terkendali dan bisa mendorong pelonggaran pembatasan sosial lebih luas dibanding saat ini.
Bila aktivitas ekonomi kembali berjalan, konsumsi akan meningkat. Saat vaksin ditemukan dan mulai digunakan, konsumsi diharapkan akan kembali normal.
Terlebih lagi suku bunga masih rendah dan juga stimulus yang terus diberikan. Namun yang utama adalah aktivitas ekonomi yang kembali pulih bisa menyerap tenaga kerja, sehingga mampu meningkatkan konsumsi.
Tahun 2020 adalah tahun yang baik untuk investasi karena saham berfundamental baik terdiskon harganya. Saat ini, HMSP, GGRM dan TLKM sedang berada di support dan sekaligus menyentuh area cicil beli investasi.
Untuk saham lainnya, bagi yang belum punya atau sudah punya tapi sedikit, bisa lakukan cicil beli lagi. Tetap ingat lakukan money management.
Bagi yang sudah pegang saham investing , jika ada koreksi lagi, jangan panik. Tetap hold dan fokus ke kualitas fundamental yang mendorong kenaikan harga jangka panjang.
Berikut beberapa saham yang menarik dilirik:
Kode Saham | Level Beli | Potensi Upside | PBV |
BBCA | 28.500, 27.000 | 16%-20% | 4,2 |
BBRI | 3.200, 3.000 | 15%-36% | 2,19 |
BBNI | 4.700, 4.350 | 28%-64% | 0,82 |
BMRI | 5.200, 5.400, 5.000 | 17%-35% | 1,45 |
UNVR | 7.700, 7.500 | 17%-40% | 46,61 |
INDF | 6.900-7.000, 6.375 | 13%-28% | 1,53 |
ICBP | 9.600-9.700, 9.000 | 8%-25% | 3,95 |
KLBF | 1.450, 1.300 | 15% | 4,55 |
HMSP | 1.400 | 52%-100% | 6,29 |
GGRM | 40.000 | 44%-110% | 1,44 |
TLKM | 2.550-2.700 | 27%-60% | 2,72 |
ASII | 5.000-5.050 | 27%-62% | 1,43 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News