Reporter: Harian Kontan | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca dagang Indonesia periode Juli 2020 surplus US$ 3,26 miliar. Jumlah ini naik dibanding surplus pada neraca dagang periode Juni yang sebesar US$ 1,25 miliar.
Peningkatan ini didorong oleh ekspor yang naik 14,3% dan Impor yang turun 2,7% dibanding Juni. Selama Januari-Juli, neraca dagang Indonesia surplus US$ 8,75 miliar, membaik dari tahun lalu yang mengalami defisit sebesar US$ 2,15 miliar.
Ekspor Membaik
Nilai ekspor Indonesia di Juli 2020 sebesar US$ 13,73 miliar. Angka ini meningkat 14,33% dibandingkan periode Juni dan turun 9,90% dibanding Juli 2019.
Ekspor non migas (industri, tambang dan pertanian) menyumbang 94,87%. Sedang sektor migas menyumbang sebesar 5,13% dari total ekspor Juli 2020.
Peningkatan terbesar ekspor non migas Indonesia terjadi pada penjualan logam mulia, perhiasan dan permata serta lemak dan minyak hewan. Negara tujuan terbesar ekspor non migas adalah China dan Amerika Serikat (AS).
Nilai ekspor ke China mencapai US$ 15,35 miliar sepanjang Januari-Juli 2020. Sedang nilai ekspor ke AS sebesar US$ 10,20 miliar.
Sumber: BPS
Impor Turun
Impor Indonesia di Juli sebesar US$ 10.47 miliar. Jumlah ini turun 2,3% dibanding bulan Juni 2020 dan turun 32,55% dibanding Juli 2019.
Impor bahan baku/penolong memiliki proporsi 70,58% dalam struktur impor Juni 2020. Sementara barang modal sebesar 18,79% dan konsumsi sebesar 10,63%.
Peningkatan impor non migas terbesar adalah mesin dan peralatan mekanis. Peningkatan impor Juli 2020 paling besar dari negara Korea dengan nilai US$ 119,4 juta.
Negara asal barang impor terbesar adalah China dengan nilai US$ 21,36 miliar. Jumlah ini setara 29,31% dari total impor Januari-Juli 2020.
Sumber: BPS
Pengaruh ke IHSG
IHSG pada penutupan perdagangan hari ini (18/8) berada di 5.295, naik 0,90% dari penutupan sebelumnya. Surplus neraca dagang dengan peningkatan ekspor dan impor menggambarkan ekonomi Indonesia semakin produktif setelah turun pada April dan Mei.
Kenaikan ini juga tidak lepas dari pelonggaran lockdown yang dilakukan di negara-negara dunia, terutama negara tujuan ekspor Indonesia serta negara impor Indonesia. Selain itu kegiatan ekonomi di berbagai negara juga sudah mulai berjalan, terlihat dari PMI yang mulai meningkat.
Melihat grafik, IHSG saat ini sudah berada di area resistance dan memiliki potensi terkoreksi dalam jangka pendek. Hal ini perlu tentunya perlu diperhatikan oleh investor untuk mulai mempertimbangkan profit taking, terutama pada saham-saham big caps sebagai penggerak IHSG.
Ingin tahu di mana saja peluang dan saham-saham potensial saat ini? Temukan jawabannya di aplikasi EMTrade!
Disclaimer:
Setiap pembahasan saham dalam artikel ini bersifat sebagai referensi / bahan pertimbangan, dan bukan merupakan perintah beli / jual. Setiap keuntungan dan kerugian menjadi tanggung jawab dari pelaku pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News