Reporter: Harian Kontan | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IHSG sejak awal tahun telah mengalami kejatuhan yang dalam hingga 38% pada 24 Maret 2020. Tentu kita masih ingat bagaimana IHSG jatuh hingga 5% dalam satu hari, sehingga harus dilakukan penghentian perdagangan selama 30 menit (trading halt).
Saat itu saham-saham pun berjatuhan, baik saham blue chips maupun saham second liner. Setelah kejatuhan tersebut, masih banyak saham yang belum bisa kembali ke harga sebelum jatuh.
Namun, ada juga saham yang sudah berhasil rebound ke harga semula, bahkan sudah break dari harga tersebut. Salah satunya PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), yang sudah naik 44% sepanjang tahun ini.
Kinerja saham TOWR kerap dibandingkan dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Maklum, kedua emiten ini bergerak di bisnis yang sama.
TOWR dan TBIG sama-sama rajin mencatatkan pertumbuhan pendapatan tiap tahunnya. Masing-masing bertumbuh rata-rata 8% dan 9% tiap tahun.
Dalam hal kemampuan mencetak laba, TOWR lebih baik dibanding TBIG. TOWR mencacatkan pertumbuhan laba stabil tiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan 8% tiap tahun. Di sisi lain, TBIG cenderung mengalami penurunan laba setiap tahunnya.
Margin laba TBIG tiap tahunnya sebesar 21% pada semester I-2020. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan dengan TOWR, yang sebesar 36%, pada periode yang sama.
Jika laba dibandingkan dari modal yang ditanamkan alias return on equity (ROE), TOWR memiliki ROE lebih tinggi.
ROE TOWR ada di angka 14% pada semester I-2020 dan cenderung stabil dari tahun ke tahun. Sedangkan TBIG cenderung turun dari 90,84% menjadi 8,62%% di semester I-2020). Semakin tinggi ROE maka semakin bagus kinerja emiten.
Valuasi
Valuasi mengukur apakah perusahaan tersebut saat ini dijual dengan harga saham yang wajar, kemahalan, atau justru murah. Salah satu cara mengukur valuasi dengan PE ratio dan juga PEG.
Semakin kecil kedua angka rasio tersebut, berarti saham semakin murah. Tentu ini dengan asumsi jika disertai dengan kinerja perusahaan yang baik dalam menghasilkan keuntungan.
Angka PE ratio TOWR saat ini 21,7 kali, lebih rendah dibanding TBIG yang punya PE ratio 25,9 kali.
Total utang
Total utang diukur dengan rasio DER (utang dibandingkan modal) dan DAR (utang dibandingkan aset). Jika DER atau DAR di angka 1, maka utang dan modal sama besar. Jika DAR di angka 1 maka utang dan aset sama besar.
Kesimpulannya, DER dan DAR harus sekecil mungkin dan di bawah angka 1. Saat ini TOWR memiliki DAR 0,73 kali dan DER 2,68 kali, lebih rendah dbanding TBIG yang punya DAR 0,82 kali dan DER 4,45 kali.
Analisa Teknikal
TOWR memiliki pergerakan harga dan volume yang sama (konvergen). Ketika harga terkoreksi, volume juga ikut turun dan saat harga saham breakout diikuti juga dengan kenaikan volume yang signifikan, menunjukkan tanda harga bisa menguat lebih lanjut.
Sementara TBIG juga menarik dari segi teknikal. Terlebih lagi TBIG baru saja breakout dari resisten tertinggi di Maret lalu. Breakout juga diikuti dengan volume yang meningkat signifikan.
Walaupun saat ini terjadi koreksi, TBIG masih mampu bertahan di support barunya. Koreksi juga disertai dengan menurunnya volume yang menjadi sinyal akan terjadi penguatan lebih lanjut.
Jadi, TOWR memiliki fundamental yang lebih baik dibandingkan TBIG. Namun saham tersebut memiliki valuasi yang cukup mahal, jadi lebih baik untuk trading.
Secara teknikal, TBIG lebih menarik untuk dibeli karena baru breakout dari resisten kuatnya. Sedangkan TOWR saat ini harganya sudah tinggi dan secara tren sudah menunjukan sinyal pelemahan. Sehingga potential upside TBIG lebih besar.
TOWR dan TBIG merupakan saham super EM Trade. TOWR sudah dibeli sejak 26 Mei 2020 di kisaran harga 925 dan sekarang floating profit 23,78%. Sedangkan TBIG dibeli 21 Juli 2020 di harga 1.170 dan sekarang floating profit 9,40%.
Bagi yang belum beli saham TOWR atau TBIG, kami menyarankan untuk membeli TBIG, mengingat saham ini baru saja breakout resisten kuatnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News