kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%
KOLOM /

Yang terbaik dan pertama


Selasa, 04 Desember 2018 / 13:54 WIB
Yang terbaik dan pertama
ILUSTRASI. Pengamat & Kolomnis Ekuslie


Reporter: Tabloid Kontan | Editor: Mesti Sinaga

Walau sudah meninggal tujuh tahun lalu (persisnya tanggal 5 Oktober 2011), kenangan terhadap Steve Jobs seakan tak pernah berakhir dan warisannya pun tak berhenti mengalir.

Bahkan setelah kematiannya pun, Jobs masih memperoleh 141 paten, hampir sepertiga dari total 458 paten yang dicatatkan atas nama dirinya.

Saya menemukan sebuah artikel lawas bertajuk Creation Myth di harian The New Yorker, 16 May 2011, yang ditulis oleh pemikir manajemen brilian, Malcolm Gladwell.

Gladwell menuliskan sepenggal kisah pengalaman Steve Jobs muda, yang selanjutnya ikut mempengaruhi perjalanan perusahaan yang dilahirkannya, Apple Inc.

Pada akhir 1979, Jobs yang saat itu baru berusia 24 tahun mendapat kesempatan berkunjung ke Xerox PARC (Xerox Palo Alto Research Center) di Lembah Silikon.

Pada masa itu, tak ada pusat penelitian teknologi informasi yang sehebat tempat ini. Di sini para insinyur dan programmer komputer terhebat di dunia berkumpul dan melakukan riset. Jobs berada di tempat itu selama beberapa jam. Ia benar-benar senang dengan kunjungan itu.  

Kunjungan hari itu diakhiri dengan Jobs berdiri tepat di depan Xerox Alto, sebuah perangkat komputer pribadi yang sangat dibanggakan oleh PARC.

Larry Tesler, seorang insinyur dari PARC, melakukan demonstrasi di depan Xerox Alto. Ia menggerakkan kursor menjelajahi layar dengan bantuan alat yang diberi nama mouse.

Jobs tercengang karena pada saat itu satu-satunya cara yang dilakukan untuk mengoperasikan komputer konvensional adalah dengan mengetikkan perintah (command) di atas keyboard.

Namun, Tesler hanya mengklik salah satu ikon yang ada di layar komputer untuk membuka dan menutup “jendela”, ataupun berpindah dari tugas yang satu ke tugas lainnya.

Jobs tak bisa menutupi rasa kagumnya. Dalam sekejap, ia pun meloncat kegirangan dan berteriak, “Mengapa kalian tak melakukan apa pun terhadap penemuan ini? Ini adalah penemuan terbaik. Sungguh-sungguh revolusioner!”

Kembali dari kunjungan tersebut, Jobs segera menemui Dean Hovey, salah seorang pendiri perusahaan industrial design yang kelak dikenal dengan nama IDEO.

Ia meminta Hovey merancang mouse yang berfungsi baik, efisien, dan tahan lama. Sebetulnya, waktu itu itu Apple sudah mempunyai rencana-rencana berkenaan dengan penggunaan teknologi baru untuk produk komputernya. Tapi, kunjungan ke Xerox betul-betul mengubah roadmap Jobs.

Bukan yang pertama

Pesan Jobs kepada Hovey sederhana: jika mouse Xerox berharga 300 dolar dan bisa rusak dalam waktu dua minggu, Jobs ingin mouse yang harganya hanya 15 dolar tetapi sanggup bertahan bertahun-tahun.

Dan, itulah sejarah awal berkembangnya perangkat bernama mouse di dalam dunia komputer seperti yang selama ini kita kenal. Mouse sendiri ditemukan oleh ilmuwan komputer bernama Douglas Engelbart dan kemudian dikembangkan oleh Xerox PARC.

Namun, baru di tangan Steve Jobs perangkat ini dimanfaatkan dan dipasarkan secara luas. Dalam hal ini, Jobs bukanlah yang pertama melainkan yang terbaik dalam memanfaatkan dan memberikan nilai tambah bagi penemuan tersebut.

Kecerdikan Jobs mengeksploitasi ide dari perusahaan Xerox inilah yang membuat Gladwell menyebutnya laksana seorang “pencuri di malam hari”.

Produk-produk Apple yang saat ini begitu mendominasi pasar juga punya kemiripan riwayat dengan mouse mereka. Apple bukan pemain pertama untuk pasar komputer desktop ataupun laptop.

iPod juga bukan perangkat MP3 player yang pertama diperkenalkan kepada publik, seperti halnya iPhone adalah smartphone yang hadir enam tahun setelah kemunculan smartphone pertama.

Namun, keunggulan produk Apple membuat konsumen jatuh hati.

Pada 24 Agustus 2011, Jobs mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO Apple, dan meninggalkan dunia fana ini pada 5 Oktober 2011. Namun, ia akan tetap dikenang sebagai CEO yang brilian, inovatif, dan paling visioner sepanjang sejarah.

Bahkan, seorang Jack Welch, mantan orang nomor satu General Electric dan CEO terbaik abad ke-20, tak ragu menyebut Jobs sebagai CEO terbesar sepanjang masa.

Dalam artikel di atas, Gladwell pun menyampaikan kesimpulan bahwa dalam banyak hal Jobs bukanlah pihak yang pertama kali terjun ke suatu bidang (the first), tapi jelas bahwa dia adalah yang terbaik (the best).

Dan..., produk-produk terbaiknya (best products) tersebut toh pada akhirnya mengantarkan perusahaan Apple menduduki peringkat pertama (first rank) dalam daftar perusahaan dengan nilai pasar terbesar di dunia.

Juga, mengantar Apple sebagai perusahaan pertama (first company) di jagad raya yang berhasil menembus angka kapitalisasi pasar sebesar 1 triliun dollar AS. ◆

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×